Salah satu Calon Presiden (Capres) RI di Pemilihan Presiden 2024 mendatang, Ganjar Pranowo, seringkali menjadi bahan diskusi hangat tentang kecocokannya menjadi Capres. Dia juga sering dibanding-bandingkan dengan kandidat lainnya seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Namun apakah Anda tahu kalau dulu Ganjar Pranowo pernah ganti nama dan sempat jualan bensin?
Anda tak perlu penasaran, kami akan mengupas tuntas berbagai fakta menarik dari Ganjar Pranowo, mulai dari pernah ganti nama hingga jualan bensin. Langsung saja ke fakta pertama di bawah ini ya!
1. Pernah Ganti Nama
Ganjar Pranowo lahir pada tanggal 28 Oktober 1968 dari sebuah keluarga sederhana di Karanganyar, Jawa Tengah. Ayah Ganjar, Parmudji Pramudi Wiryo, adalah seorang mantri polisi. Ibu Ganjar, Sri Suparni, adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang juga membuka usaha warung kelontong.
Awalnya Ganjar lahir dengan nama lengkap Ganjar Sungkowo yang artinya adalah ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. Akan tetapi orangtua Ganjar takut jika anaknya nanti akan selalu menemui kesialan dan kesusahan. Alhasil namanya diganti menjadi Ganjar Pranowo yang artinya hadiah atas kebaikan.
Pergantian nama itulah yang menurut Ketua Tim Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo, Ahmad Basarah yakin bahwa Ganjar Pranowo ditakdirkan menjadi Presiden RI selanjutnya, menggantikan Joko Widodo.
Basarah mengatakan, “Memang Mas Ganjar sejak lahir itu orang tuanya sudah memberi petunjuk dan memberikan nama Ganjar Pranowo. Ganjar itu artinya hadiah atau semacam berkat, karena kebaikan. Lalu Pranowo itu Pra itu sebelum, dan Nowo itu 9, berarti memang Pak Ganjar presiden ke-8 RI.”
2. Pernah Jualan Bensin
Ganjar Pranowo ternyata pernah mengalami masa-masa sulit saat masih remaja, tepatnya saat ayahnya sudah pensiun dari kedinasan di Polri. Demi menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibunya membuka warung kelontong dan juga berjualan bensin eceran. Hal itu diungkapkan oleh kakak kandung Ganjar Pranowo, Prasetyowati.
“Dia (Ganjar) juga pernah berjualan bensin di pinggir jalan masuk gang rumah kami, selepas bapak pensiun,” kata Prasetyowati. Cerita Ganjar berjualan bensin eceran juga diamini Tjahyono, teman kakak Ganjar Pranowo. Tjahyono mengatakan, “Dulu saya punya mobil Colt T itu, beli bensin penuh, sampai di kios kita porot (diambil menggunakan selang) kemudian dimasukkan ke dalam botol 1 literan.”
3. Gemar Demonstrasi Semasa Kuliah
Ganjar Pranowo mengaku sering melakukan demonstrasi semasa kuliah untuk mengkritisi pemerintah. Bahkan dia juga pernah ditangkap polisi lho! Ganjar mengungkapkan kejadian itu saat menjadi pembicara diskusi di Universitas Bandar Lampung (UBL) dengan tema “Menyongsong Kepemimpinan Emas 2045”.
Dalam forum diskusi tersebut, Ganjar Pranowo berkata, “Yang pernah demo angkat tangan? Yang pernah demo di tangkap polisi angkat tangan?. Yang pernah demo di tangkap polisi ketakutan? Saya juga demo memarahi pemerintah dan hasilnya ketangkep. Lalu bagaimana?”
“Maka penting bergabung dalam partai politik. Untuk menyuarakan hak-hak masyarakat yang tertindas. Apakah kita ingin mempercepat Indonesia Emas tahun 2045? Maka anak muda harus berperan. Anak muda harus bergerak dan anak muda aktif memberikan pendapat,” lanjut Ganjar Pranowo. Usut punya usut, Ganjar ternyata pernah mendemo rektor UGM periode 1986-1990 dan menolak penggusuran proyek Waduk Kedungombo.
4. Akui Suka Menonton Video Porno
Belum lama ini Ganjar Pranowo diundang sebagai bintang tamu podcast Deddy Corbuzier. Dalam momen itu, Ganjar Pranowo memberikan pernyataan yang menggemparkan banyak pihak. Ganjar mengaku suka menonton video porno. Ganjar mengatakan, “Eh, kalau saya nonton film porno itu salahnya dimana, wong saya suka kok. Saya sudah dewasa dan punya istri.”
Meskipun begitu, pemuka agama Islam, Buya Yahya menjelaskan bahaya menonton video porno meskipun sudah berkeluarga. Buya Yahya mengatakan dalam sebuah konten Youtube, “Biarpun katanya untuk suami istri tidak ngerusak. Istri katakan suaminya bangkit syahwatnya untuk hubungan suami istri kalau lihat film porno. Mestinya tersinggung pasangannya itu. Berarti pasangannya itu syahwat karena melihat porno, bukan karena istrinya.”
Buya Yahya menambahkan, “Pakar-pakar ilmu kejiwaan. Mereka sudah mengatakan bahwasanya orang yang sudah kecanduan pornografi itu lebih seram daripada orang kecanduan narkoba dan sebagainya. Kalau ngerusak pikirannya, bentuknya manusia tapi akalnya binatang. Sehingga kebayang sampai ia berzina dengan ibunya, adiknya, dan sebagainya. Kotor sekali. Makanya bahaya sekali.”
5. Menolak Timnas Israel Datang ke Indonesia
Ganjar Pranowo ternyata pernah menolak kedatangan tim nasional sepak bola Israel datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-20 tahun 2023. Ganjar mengaku tidak menyesal melancarkan aksi penolakan, karena menurutnya hal itu adalah sikap yang wajib dilakukan. Saat diundang di Mata Najwa, Ganjar mengatakan, “Tidak, saya tidak pernah menyesal karena ini sebuah sikap, keputusan yang harus kita ambil.”
Meskipun begitu, Ganjar Pranowo meminta maaf kepada pemain Timnas Indonesia U-20 dan para suporter sepak bola di Indonesia karena penolakannya itu sepertinya berimbas pada keputusan penolakan Gubernur Bali, I Wayan Koster sehingga membuat FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
“Namun saya betul-betul bisa memahami bagaimana perasaan adik-adik kita di U-20 dan para suporter bola tentu saja. Dalam konteks ini saya mau minta maaf ke mereka. Tetap semangat, tetap maju terus,” ungkap Ganjar Pranowo.
6. Pernah Bermain Film Layar Lebar
Selain berkecimpung di dunia politik, ternyata Ganjar Pranowo sempat menyalurkan jiwa seninya lewat peran di film layar lebar. Contohnya di film “Yowis Ben 3” yang dibintangi oleh Anya Geraldine, Joshua Suherman, Brandon Salim, dan Tulus Thompson. Dalam film itu, Ganjar Pranowo berperan sebagai pembawa acara yang menyebalkan di sebuah pertunjukan konser. Dia berhasil memancing rasa kesal namun gemas bagi para penontonnya.
Selain itu, Ganjar Pranowo juga pernah menjadi cameo di film berjudul “Sang Prawira”. Film itu mengisahkan tentang seorang pria yang ingin mewujudkan mimpinya sebagai seorang polisi. Dalam film itu, Ganjar Pranowo berperan sebagai polisi berpangkat komisaris besar.
Dalam sebuah jumpa pers, Ganjar mengatakan, “Bapak saya itu dulu mengharapkan ada anaknya yang menjadi polisi. Harapan itu ditujukan kepada saya. Kalau jadi polisi angkatan 90, mungkin sekarang berpangkat kombes atau bintang satu. Akhirnya saya menjadi polisi, tapi di film.”