Site stats Indonesia Berduka, 6 Fakta Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air – Brain Berries

Indonesia Berduka, 6 Fakta Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Advertisements

Berita duka datang dari dunia aviasi Indonesia. Pasalnya, pada hari Sabtu, 9 Januari 2021, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 mengalami kecelakaan saat melakukan penerbangan dari Jakarta ke Pontianak. Kejadian duka itu menewaskan puluhan penumpang, dari anak-anak hingga orang dewasa. Kali ini kami akan membahas 6 fakta kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Cek daftar pertama di bawah ini.

1. Terjadi Delay Sebelum Berangkat

Sebelum pesawat Sriwijaya Air lepas landas, ternyata pesawat dengan penerbangan SJ-182 itu terjadi delay atau keterlambatan penerbangan hingga 30 menit. Hal itu diungkap langsung oleh direktur utama maskapai Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena. Pesawat itu semula dijadwalkan lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 13.25 WIB, dan tiba di Bandara Supadio, Pontianak pada pukul 15.00 WIB. Namun, karena delay, maka akhirnya baru take-off pada pukul 14.14 WIB. 

Jefferson Jauwena mengungkapkan bahwa alasan pesawat delay bukan karena kerusakan pesawat atau malfungsi mesin, tapi karena cuaca yang kurang mendukung. Jefferson menjelaskan, “Delay akibat hujan deras, makanya ada delay 30 menit saat boarding. Kondisi pesawat dalam keadaan sehat, karena ini adalah rute kedua pesawat ini, sebelumnya Pontianak-Jakarta, informasi maintenance semua lancar.” 

2. Pesawat Layak Terbang

Seperti yang dijelaskan pada poin satu, dan dikonfirmasi sendiri oleh direktur utama Sriwijaya Air, bahwa pesawat dengan nomor penerbangan SJ-182 ini dinyatakan lolos maintenance dan layak terbang. 

Sementara itu, pemerhati penerbangan Yayan Mulyana berpendapat bahwa pesawat yang digunakan pada penerbangan itu ditenagai oleh 2 mesin CFM56-3C1 dari perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat. 

Yayan juga berpendapat bahwa pesawat itu keluaran akhir dari Boeing 737 seri 500 karena sudah ada flip, sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi pesawat masih layak pakai dan banyak dipakai oleh berbagai maskapai penerbangan hingga hari ini. Menurut beberapa sumber, pesawat SJ-182 terbang perdana pada 13 Mei 1994 dengan kapasitas maksimal 112 penumpang. 

3. Terbang 4 menit lalu Hilang Kontak

Selang 4 menit setelah take-off, ternyata pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu, 9 Januari 2021, pukul 14.40 WIB. Berdasarkan informasi dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menjelaskan bahwa pesawat hilang dari radar sangat cepat, hingga hitungan detik.

Sebelum hilang, pilot Sriwijaya Air, Kapten Afwan, sempat meminta naik ke ketinggian 29 ribu kaki. Budi Karya menjelaskan, “Pada pukul 14.37 WIB, kapten pesawat meminta naik ke ketinggian 29.000 feet. Dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.”

4. Mengangkut 62 Orang Penumpang

Pesawat Sriwijaya Air yang dinyatakan jatuh 4 menit setelah lepas landas, telah mengangkut sebanyak 62 orang penumpang. Sebanyak 40 penumpang merupakan orang dewasa, 7 orang anak-anak, 3 bayi, dan 12 kru pesawat. Dari 12 kru pesawat itu, 6 di antaranya adalah kru yang bertugas, dan 6 sisanya adalah kru cadangan.  

Hingga hari Minggu, tanggal 17 Januari 2021, sebanyak 29 korban yang telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polri. Beberapa di antaranya adalah pasangan suami istri Ihsan dan Putri, Kopilot Fadly Satrianto, dan Pipit Piyono. Semoga seluruh keluarga korban diberi ketabahan atas berita duka ini.

5. Lokasi Terakhir di Kepulauan Seribu

Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ-182 dilaporkan hilang kontak 4 menit setelah take-off dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada hari Sabtu sore. Menurut situs pemantau penerbangan, Flightradar24, penerbangan SJ-182 berhenti sekitar 11 mil laut Bandara Soekarno-Hatta, di atas Kepulauan Seribu.

Pada situs tersebut, pesawat sempat melewati ketinggian 11 ribu kaki, namun mendadak kehilangan ketinggian dan kecepatan pesawat menurun drastis. Sementara itu, posisi pesawat sebelum menghilang berada di ketinggian 250 kaki di atas permukaan laut dengan kecepatan 358 knots

Menurut Badan SAR Nasional atau Basarnas, menduga lokasi pesawat SJ-182 hilang kontak saat berada di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji mengatakan, “Posisi pesawat setelah hilang kontak berada di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, kurang lebih jaraknya sekitar 1,5 sampai 2 mil.”

6. Black Box telah Ditemukan

Pada tanggal 15 Januari 2021, tepat pada hari Jumat, Panglima Komando Armada I Laksda TNI Abdul Rasyid menyampaikan bahwa Casing CVR atau Cockpit Voice Recorder black box Sriwijaya Air sudah ditemukan. Namun, memori CVR tersebut belum ditemukan dan masih dalam pencarian tim penyelam. Abdul Rasyid juga menjelaskan bahwa sebenarnya CVR tahan benturan, dan jika casing atau body CVR dan memorinya terlepas, maka harus dicari secara manual. 

Sebelumnya, black box berupa FDR atau Flight Data Recorder telah ditemukan pada hari Selasa, 12 Januari 2021 pukul 16.40 WIB. Salah satu perwakilan KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Kapten Nurcahyo mengatakan, “Dari data FDR ini, KNKT sudah tahu gambaran awal peristiwanya seperti apa. Sementara kami belum bisa publikasikan. Untuk lebih jelas peristiwanya, kami masih butuh data dari CVR.” Semoga CVR segera ditemukan ya!

Itulah 6 fakta kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Semoga korban meninggal diterima di sisi-NYA serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan. Jika Anda menemukan fakta lainnya, jangan lupa beri tahu kami di kolom komentar ya!