Site stats 8 Tradisi Dan Ritual Unik Di Indonesia, Bikin Merinding! – Brain Berries

8 Tradisi Dan Ritual Unik Di Indonesia, Bikin Merinding!

Advertisements

Indonesia, yang juga dijuluki sebagai Negara Maritim, memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari banyaknya pulau tersebut, ternyata negara Zamrud Khatulistiwa ini memiliki banyak tradisi dan ritual unik, dan tentunya tidak ada duanya!

Nah, kali ini kami akan membahas 8 tradisi dan ritual unik di Indonesia yang bisa bikin kita merinding. Tradisi seperti apa ya? Duh, penasaran banget deh!

1. Kebo-Keboan

Di daftar pertama ada sebuah tradisi atau ritual bernama Kebo-Keboan yang berasal dari Banyuwangi. Tradisi itu cukup unik karena seluruh pesertanya dirias sedemikian rupa sehingga menyerupai hewan kerbau. Anda dapat menemukannya di dua desa di Banyuwangi yaitu Alasmalang dan Aliyan. Coba bayangin ada sosok kerbau berbadan manusia yang warnanya hitam legam, pasti seketika merinding deh!

Acara ini diadakan rutin setahun sekali, tepatnya pada hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 bulan Sura. Jika Anda ingin melihat ritual ini, jangan telat ya, karena acaranya dimulai pukul 8 pagi Waktu Indonesia Barat (WIB). Meskipun wujud kerbau jadi-jadiannya bikin merinding, tapi tidak ada ritual yang ekstrem hingga melukai pesertanya.

2. Ma’Nene

Selanjutnya ada tradisi unik asal Tana Toraja, bernama Ma’Nene. Jika kita hanya mendengar namanya saja tanpa menyaksikan upacara adatnya, maka kita akan menganggapnya sebagai hal yang biasa dan tidak mengerikan. Tapi setelah melihat upacaranya secara langsung, kita pasti akan merinding! Kok bisa?

Tradisi Ma’Nene dapat membuat sebagian penontonnya ketakutan, pasalnya ritual tradisi ini melibatkan jasad penduduk setempat yang telah dimakamkan. Dijamin merinding!

3. Passiliran

Di daftar ketiga ada sebuah tradisi unik bernama Passiliran. Budaya ini bikin merinding karena penduduk setempat tidak menguburkan jenazah bayi di dalam tanah, melainkan di dalam lubang pohon Tarra. Tradisi ini dikhususkan untuk bayi yang meninggal kurang dari 6 bulan dan belum tumbuh gigi.

Prosesnya cukup mudah, jenazah bayi diletakkan begitu saja, tanpa dibungkus kain sedikitpun agar seperti bayi yang ada di perut ibunya. Setelah itu, lubang tersebut ditutup dengan media ijuk dan pohon enau. Kamu bisa menemukan tradisi ini di Tongko Sarapung, Sangalla, Tana Toraja. Jika Anda berkunjung ke lokasi tersebut dan menemukan semacam tirai atau jendela kecil di batang pohon Tarra, jangan dibuka ya!

4. Pasola

Apakah Anda pernah membayangkan ada sebuah tradisi ‘berdarah’ di mana ada dua kubu yang saling melempar lembing runcing? Ya, tradisi ini dapat Anda temui di daerah Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Uniknya lagi, penduduk setempat berpikiran bahwa darah yang tertumpah dapat menyuburkan tanah, yang akan menghasilkan panen yang melimpah. Jadi wajar saja jika kedua kubu saling menyerang hingga berdarah-darah! Bagaimana, sudah merinding?

5. Tiwah

Jika Anda belum merinding juga setelah membaca empat tradisi di atas, maka setelah mendengar penjelasan tradisi Tiwah, bakal auto merinding deh! Lho, kok bisa sih? Tradisi ini dilakukan di wilayah Kalimantan Tengah oleh Suku Dayak, dan menampilkan jenazah leluhur Suku Dayak yang digali lagi, tulangnya dibersihkan, kemudian dimasukkan ke dalam rumah kecil bernama balai nyahu.

Tidak hanya itu, ada beberapa hewan yang dijadikan tumbal dengan cara ditusuk pakai tombak hingga mati. Jadi jika Anda ingin menyaksikan upacara adat Tiwah, maka harus siap-siap melihat tulang-tulang asli manusia dan hewan-hewan yang mati karena tusukan tombak. Sanggup melihatnya? Jika iya, Anda juga wajib mengetahui pantangan barang apa yang tidak boleh dibawa saat menyaksikan upacara adat tersebut, agar tidak terkena sanksi adat Tiwah.

6. Nyobeng

Selanjutnya ada tradisi Suku Dayak bernama Nyobeng. Tradisi ini terbilang unik dan bikin merinding karena ada salah satu ritualnya memandikan tengkorak manusia! Meskipun begitu, tradisi unik ini mengundang perhatian turis asing maupun lokal. Tradisi ini telah ada sejak lama, ketika sering terjadi perang antar suku di wilayah Kalimantan dan Malaysia.

Tradisi Nyobeng merupakan salah satu bagian dari upacara adat Sibang yang menjadi kegiatan tahunan terbesar Suku Dayak Bidayuh. Jika Anda tertarik menyaksikannya secara langsung, segera kunjungi Dusun Hulu Bue, Kampung Sebujit, Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan setiap tanggal 13-17 Juni setiap tahunnya. Tertarik menontonnya?

7. Kerik Gigi

Apakah Anda pernah membayangkan bertemu dengan vampire, tapi asli dari Indonesia? Ya, cukup kunjungi Kepulauan Mentawai dan Anda akan menjumpai kaum hawa dari Suku Mentawai kebanyakan memiliki gigi runcing. Tapi tenang saja, mereka tidak meminum darah kok, tapi bentuk giginya saja yang runcing.

Tradisi unik itu bernama Kerik Gigi, di mana gigi para wanita Suku Mentawai harus rela diruncingkan dan diasah hingga tajam. Proses tersebut berlangsung hingga berjam-jam, karena tahapan yang tidak mudah dan perlu ketelitian. Yang bikin merinding, ternyata proses tersebut dilakukan tanpa menggunakan obat bius. Jadi bayangkan saja seberapa ngilu dan sakitnya menjalani seluruh prosesnya dari awal hingga akhir.

8. Tau-Tau

Kalau di Amerika Serikat ada spirit doll, maka di Indonesia ada boneka yang dipercaya sebagai penghubung antara kehidupan dan kematian, ya boneka tersebut bernama Tau-Tau. Benar, Tau-Tau merupakan tradisi yang ada di Tana Toraja di mana ada proses pembuatan patung dari pahatan kayu hingga menyerupai perwujudan orang yang telah meninggal. Bayangkan saja ada boneka mendiang kakek atau nenek dipajang di dalam rumah? Wah, pasti merinding!

Tradisi pahat boneka kayu Tau-Tau ini tergabung dalam upacara adat Rambu Solo di mana terjadi proses pemakaman dengan serangkaian adat-adat lainnya yang sangat menarik perhatian para turis. Namun jika Anda ingin menyaksikan upacara adat Rambu Solo dan Tau-Tau, tampaknya agak susah. Pasalnya, upacara tradisi tersebut membutuhkan biaya yang terbilang besar sehingga hanya dapat dilakukan oleh kaum bangsawan saja dan bisa dibilang sangat jarang dilangsungkan disana. Jika Anda benar-benar berniat menyaksikannya, mungkin Anda bisa menghubungi biro perjalanan yang memiliki tur khusus Rambu Solo dan Tau-tau. Mereka pasti mengetahui jadwal upacara yang akan dilakukan kedepannya, beserta persiapan yang harus kita lakukan.