Jakarta, oh Jakarta. Ibu kota Indonesia ini memiliki jumlah populasi yang tinggi sehingga menjadi kota terpadat di Indonesia, dan kota terpadat urutan ke-10 di dunia menurut TomTom Traffic Index. Jakarta juga menjadi kota termacet di Indonesia akibat overpopulasi. Bahkan, Oxford Economics dalam Global Cities 2018 menyatakan bahwa Jakarta diprediksi akan menjadi kota dengan jumlah penduduk terbesar di dunia pada tahun 2035! Memangnya, apa yang sebenarnya membuat Jakarta menjadi kota terpadat di Indonesia? Simak selengkapnya di bawah ini!
1. Ibu Kota Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1964, Jakarta menjadi pusat pemerintahan sekaligus ibu kota Indonesia. Sehingga terjadi ledakan populasi di Jakarta, sampai-sampai Gubernur Indonesia pada tahun 1970-an yaitu Ali Sadikin menyatakan bahwa urbanisasi di Jakarta sudah menyentuh level ‘membahayakan kehidupan warga asli Jakarta’ dan mencetuskan kebijakan untuk menekan populasi penduduk, seperti tidak boleh ada pendatang dan hanya mereka yang punya KTP Jakarta saja yang boleh menetap di ibu kota. Meski demikian, populasi Jakarta tetap bertambah terus hingga saat ini.
Namun pada tahun 2019 silam, Presiden Jokowi menyatakan secara resmi bahwa ibu kota Indonesia akan pindah ke Kalimantan Timur, antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Pemindahan ini ditargetkan mulai aktif pada tahun 2024. Hal itu berfungsi untuk pemerataan urbanisasi di Indonesia. Apakah Anda setuju dengan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur?
2. Serba Modern
Dampak dari kedudukan Jakarta sebagai ibukota dan pusat pemerintahan ialah fokus pembangunan menjadi terpusat di sana. Ini membuat perkembangan teknologi di Jakarta menjadi lebih maju dan modern daripada di kota-kota lainnya. Memangnya ada teknologi apa saja? Contohnya adalah dibangunnya MRT atau Mass Rapid Transit yang baru saja diresmikan tahun 2019 lalu.
MRT adalah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta listrik dengan jalur bawah tanah dan layang. Sudah seperti di negara-negara maju kayak Jepang dan Korea, ya! Selain itu, Anda juga dapat menemukan restoran-restoran dengan teknologi pemesanan modern menggunakan tablet, kiosk, serta mengantar makanan menggunakan railway. Bahkan ada toko retail yang tidak menggunakan kasir sama sekali! Akibat teknologi dan sarana yang lebih modern itu, banyak penduduk lokal, bahkan turis asing yang ingin hidup di Jakarta dan menyebabkan overpopulasi.
3. Tujuan Utama Perantau
Faktor utama meledaknya populasi di Jakarta adalah karena kota tersebut seringkali menjadi tujuan utama para perantau dari daerah lain. Mengapa demikian? Faktor utamanya adalah Jakarta memiliki Upah Minimum Provinsi (UMP) paling besar se-Indonesia. Sehingga banyak anak muda yang ingin mencari kerja di Jakarta karena tergiur gaji yang lebih tinggi dari kota asal mereka.
Selain itu, alasan lainnya perantau pindah ke Jakarta adalah ingin merintis bisnis sendiri karena merasa penduduk Jakarta cocok sebagai target pemasaran mereka. Bahkan ada beberapa pebisnis asal luar Jakarta yang membuka kantor pusat di Jakarta demi kemudahan konsumen dan prestise bisnis mereka. Maka wajar saja jika Jakarta menjadi tujuan utama perantau sehingga mengakibatkan overpopulasi.
4. Kota Bisnis Terbesar di Indonesia
Kota metropolitan Jakarta tampaknya menjadi kota bisnis terbesar di Indonesia. Hal itu terbukti dari tumbuhnya berbagai merk terkenal lokal dan internasional seperti Gojek, Grab, Tokopedia, atau Ace Hardware. Beberapa bisnis kuliner juga tumbuh subur di Jakarta seperti warung Abang Adek, The Halal Boys, hingga Toko Kopi Tuku yang pernah didatangi oleh Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana.
Maka dari itu, wajar saja jika banyak perantau merintis bisnisnya di Jakarta karena pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, atau keuangan. Tipikal warga Jakarta kebanyakan juga tidak ragu mengeluarkan uang jika apa yang mereka beli berkualitas dan menyenangkan hati. Dari faktor itu jugalah banyak pebisnis luar kota yang pindah ke Jakarta.
5. Transportasi Umum Yang Mudah dengan Harga Terjangkau
Seperti yang telah kami sebutkan di poin sebelumnya bahwa Jakarta memiliki sarana transportasi MRT. Selain itu, Jakarta sudah memiliki sistem transportasi lainnya seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Trans Jakarta, hingga bajaj. Hampir semua sudut Jakarta dan sekitarnya telah terjangkau transportasi umum tersebut, sehingga memudahkan perantau yang baru saja tiba di Jakarta untuk menjelajahi setiap sudut Jakarta untuk melihat peluang yang ada.
Transportasi umum yang saat ini menjadi favorit warga Jakarta dan sekitarnya adalah KRL yang sudah memiliki rute cukup lengkap. Sehingga banyak orang yang tinggal di luar Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok yang menggunakannya agar tiba di Jakarta. Harganya juga relatif murah, hanya sekitar 5 ribuan saja. Selain itu, MRT yang baru saja diresmikan pemerintah juga menjadi transportasi umum yang ramai penumpang. Hal itu membuat para perantau tidak perlu membeli kendaraan pribadi.
6. Sistem Pendidikan yang Baik
Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta telah memiliki sistem pendidikan yang baik, sehingga membuat perantau dari luar Jakarta yang telah berkeluarga menjadi lebih betah tinggal di Jakarta. Mereka tidak perlu khawatir lagi dengan jenjang pendidikan anak-anak. Sejak awal 1980an, telah ada beberapa lembaga pendidikan dasar dan menengah yang bereputasi baik di Jakarta, baik yang dikelola negara maupun swasta.
Seperti contohnya British International School yang mengadopsi kurikulum dari Inggris. Sumber daya pengajar dan fasilitas di sekolah itu juga sangat bagus untuk menunjang kegiatan belajar siswanya. Selain itu juga ada Jakarta International School, Binus International School, SMAN 8, dan masih banyak lagi lainnya. Di Jakarta dan sekitarnya juga banyak perguruan tinggi berkualitas seperti Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, dan Universitas Bina Nusantara.
Nah, itulah 6 alasan mengapa Jakarta menjadi kota terpadat di Indonesia. Mulai dari sektor edukasi, transportasi, ekonomi, dan infrastruktur, Jakarta sudah sangat maju sehingga menarik para perantau dari luar kota untuk mendiami ibu kota Indonesia, Jakarta.
Mirisnya, banyak perantau yang belum kunjung diterima kerja atau mengalami kegagalan bisnis, yang membuat mereka menjadi pengangguran dan tidak bisa kembali ke kota asal. Selain itu, overpopulasi juga secara tidak langsung menjadi penyebab bencana banjir, yang makin sering terjadi setiap tahunnya. Untungnya, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara untuk mengendalikan populasi di Indonesia, dari segi drainase, tata kota, dan juga regulasi bagi imigran baru. Jika Anda tinggal di Jakarta, coba share pengalaman Anda saat tinggal di sana, ya!