Saat ini Indonesia tengah dilanda gelombang 2 serangan COVID-19. Banyak sekali rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 menjadi penuh hingga tenaga medisnya sangat kewalahan. Untuk mengatasi lonjakan kasus, pemerintah semakin gencar mendistribusikan vaksin COVID-19 dalam berbagai jenis, ada yang dari Cina, Amerika Serikat, hingga Inggris. Kali ini kami akan membahas 6 vaksin COVID-19 yang telah atau akan tersedia di Indonesia. Yuk cek daftar pertamanya di bawah ini!
1. Pfizer
Di daftar pertama ada vaksin bernama Pfizer. Menurut kabar dari Kementerian Kesehatan, Pfizer rencananya akan tersedia di Indonesia sekitar bulan Agustus 2021 sebagai salah satu vaksin COVID-19 yang digunakan dalam program percepatan vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, “Saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia. Dengan bertambahnya stok vaksin 50 juta dosis merek Pfizer ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.”
PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyediakan sekitar 50 juta dosis Pfizer dan menargetkan akan memproduksi sekitar 3 miliar dosis secara global sampai akhir tahun 2021. Pfizer merupakan vaksin dengan nama BNT162b2 dan berbasis teknologi messenger RNA (mRNA) yang dapat memicu tubuh untuk membentuk spike protein untuk menciptakan antibodi melawan virus Corona. Vaksin ini direkomendasikan untuk orang-orang berusia 12 tahun ke atas yang telah lolos screening kesehatan awal. Lalu berapa persen tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin Pfizer?
Berdasarkan uji klinis fase 3, ternyata efikasi Pfizer mencapai 100 persen pada kelompok usia 12-15 tahun dan 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas. Pemberian dosis Pfizer dilakukan dua kali dalam rentang waktu 21 hari serta terdapat resiko munculnya efek samping seperti nyeri kepala, otot, sendi, kelelahan, hingga demam. Kerennya, vaksin ini terbukti dapat melindungi tubuh dari virus varian Beta yang berasal dari Afrika Selatan dan Alpha yang berasal dari Inggris! Fakta itu didapat dari negara Qatar yang menghadapi gelombang pandemi kedua dimana terdapat varian Beta dan Alpha. Kesimpulan ini berasal dari hasil penelitian yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine (NEJM) pada tanggal 5 Mei 2021. Apakah Anda berencana untuk melakukan penyuntikan vaksin Pfizer? Beri komentar di bawah ya!
2. Sinopharm
Di daftar kedua ada vaksin Sinopharm yang telah hadir di Indonesia pada bulan Juli 2021. Menurut pernyataan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, vaksin Sinopharm yang datang sekitar 1,4 juta dosis atau setara dengan 704 ribu vial. Vaksin yang bernama asli BBIBP-CorV ini diproduksi oleh Sinopharm China National Pharmaceutical Group, maka orang-orang lebih familiar sebagai Sinopharm ketimbang BBIBP-CorV, sama seperti Sinovac ketimbang CoronaVac, dan Pfizer ketimbang BNT162b2.
Sinopharm merupakan salah satu vaksin Gotong Royong yang digagas oleh pemerintah Indonesia untuk penduduk Indonesia yang ditanggung badan usaha atau perusahaan. Vaksin ini menggunakan teknologi pelemahan atau mematikan virus Corona melalui proses kimiawi, sehingga tidak akan menyebabkan orang-orang terinfeksi COVID-19. Namun sifat genetiknya masih terdeteksi oleh sistem imun tubuh yang nantinya akan membentuk antibodi dan pertahanan terhadap virus SARS-CoV-2. Lalu bagaimana dengan efikasinya?
Berdasarkan uji klinis tahap 3, vaksin Sinopharm ternyata memiliki efikasi sebesar 79 persen dalam melawan COVID-19. Namun hal itu dapat tercapai 14 hari setelah dosis kedua disuntikkan. Jarak waktu antara dosis satu dan dua sekitar 3 sampai 4 minggu. Vaksin jenis ini direkomendasikan untuk kelompok usia di atas 18 tahun yang tentunya sudah lolos screening kesehatan awal.
3. Moderna
Pada tanggal 15 Juli 2021 silam, Indonesia kedatangan vaksin jenis baru yaitu mRNA-1273 atau lebih dikenal dengan nama Moderna, karena dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika bernama Moderna. Menurut pernyataan Retno LP Marsudi, Menteri Luar Negeri, totalnya ada sekitar 4,5 juta dosis vaksin Moderna yang datang secara bertahap, yaitu tanggal 11 dan 15 Juli. Rencananya, Moderna akan dikategorikan sebagai vaksin Gotong Royong. Seperti apa sih vaksin yang sudah tersedia di Indonesia ini? Yuk kita gali lebih dalam!
Moderna dibuat menggunakan salah satu bahan genetik virus yaitu mRNA, ya, sama seperti Pfizer. Sehingga mRNA dapat mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang sama seperti seperti di virus Corona. Hingga akhirnya tubuh membentuk antibodi yang akan melindungi tubuh dari virus Corona. Moderna direkomendasikan untuk kelompok usia di atas 18 tahun dan diberikan 2 dosis dengan jarak sekitar 30 hari. Tingkat efikasinya juga tergolong tinggi, setelah uji klinis tahap 3, didapatkan efikasi sebesar 94,1 persen. Efek sampingnya juga mirip seperti vaksin sejenis, yaitu nyeri otot, sendi, kepala, kelelahan, hingga demam.
4. CanSino
Satu lagi vaksin Gotong Royong yang telah masuk ke Indonesia, yaitu Ad5-nCoV atau CanSino. Vaksin ini dibuat dan dikembangkan oleh CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology di Cina. Berbeda dengan vaksin lainnya, CanSino tidak diberikan sebanyak 2 dosis, tapi hanya 1 dosis saja untuk kelompok usia di atas 18 tahun. Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan sebanyak 5 juta dosis vaksin CanSino. Lalu seberapa besar efikasi vaksin ini?
Setelah dilakukan uji klinis, ternyata efikasi vaksin CanSino sebesar 65-69 persen untuk mencegah COVID-19 bergejala, dan 90-95 persen untuk mencegah terpaparnya COVID-19 dengan gejala berat. Prosentase itu sudah cukup tinggi dan sesuai standar WHO. Sementara itu, CanSino merupakan jenis vaksin yang berasal dari Adenovirus tipe 5 sehingga dapat membuat spike protein Sars-Cov-2 yang akan membuat tubuh membentuk antibodi sehingga melindungi tubuh dari virus Corona penyebab COVID-19. Sedangkan efek samping vaksinnya demam, lemas, mual, nyeri otot, sakit kepala, kemerahan, bengkak, dan nyeri area yang disuntik.
5. AstraZeneca
Di poin kelima ada vaksin AZD1222 atau AstraZeneca yang sempat terjadi perdebatan, apakah tetap dipakai atau ditangguhkan alias tidak dipakai lagi di Indonesia. Hal itu disebabkan karena terjadi beberapa kasus penerima vaksin yang meninggal karena pembekuan darah setelah mendapatkan suntikan AstraZeneca. Namun dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, pasca kasus tersebut, AstraZeneca telah dilakukan uji toksisitas dan sterilitas oleh BPOM dalam upaya memastikan keamanan vaksin jenis ini. Hingga akhirnya ditemukan bahwa AstraZeneca selain Batch CTMAV547 aman digunakan, sehingga penduduk Indonesia tidak perlu ragu untuk mendapatkan vaksin ini. Hingga sekarang, vaksin ini sudah tersebar di 6 provinsi di Indonesia dengan jumlah yang sangat banyak.
AstraZeneca dikembangkan oleh Oxford dan perusahaan asal Inggris bernama AstraZeneca dan berbasis dari vektor Adenovirus simpanse, virus yang biasa menginfeksi simpanse. Kemudian virus tersebut dimodifikasi secara genetik sehingga dapat membentuk antibodi untuk melawan virus SARS-Cov-2 atau Corona. Efikasi vaksin ini sekitar 63 persen dan diberikan kepada orang-orang dengan usia di atas 18 tahun sebanyak 2 dosis dengan rentang waktu 4 hingga 12 minggu. Efek sampingnya cukup banyak, mulai dari gejala flu, menggigil, diare, demam, muntah, nyeri otot dan sendi, tubuh terasa lelah, hingga sakit kepala. Jika Anda menggunakan vaksin jenis ini dan efek sampingnya terasa semakin berat, segera konsultasikan ke dokter ya!
6. Sinovac
Daftar terakhir vaksin yang tersedia di Indonesia adalah CoronaVac atau Sinovac. Mungkin vaksin jenis ini yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, karena dipercaya tidak menimbulkan efek samping yang berat seperti AstraZeneca. Hingga saat ini, Sinovac sudah tersebar di berbagai provinsi di Indonesia dalam jumlah yang sangat banyak. Vaksin ini dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd yang menggunakan virus Corona yang sudah tidak aktif dan telah diuji klinis sehingga mendapatkan efikasi sebesar 65,3 persen.
Vaksin ini ditujukan untuk kelompok usia di atas 12 tahun dengan suntikan sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 14 hari, sedangkan untuk lansia rentang waktunya lebih lama, yaitu 28 hari. Efek sampingnya juga terbilang ringan, yaitu badan jadi lelah, nyeri otot, sakit kepala, mual, hingga muntah.
Itulah 6 vaksin yang telah atau akan tersedia di Indonesia. Jika Anda menderita komorbid atau penyakit penyerta yang telah Anda idap sebelumnya, seperti jantung, diabetes, hingga hipertensi, sebaiknya segera lakukan vaksinasi ya! Namun sebelum itu, konsultasikan dulu ke dokter tentang vaksin jenis apa yang cocok untuk kelompok penderita komorbid. Sementara itu, untuk kelompok yang rentan terkena COVID-19 seperti ibu hamil dan penderita autoimun juga disarankan segera melakukan vaksinasi. Semoga kita semua sehat selalu ya!